IHSG akhir pekan ditutup terkoreksi cukup dalam sebesar 1,4% pada level
4.925,5 dipimpin oleh massivenya panic sell investor sebagai akibat
diturunkannya outlook rating surat utang Indonesia oleh
Standard&Poors dari BB+ positive menjadi BB+ stable ditengah
ragu-ragunya pemerintah dalam mengambil kebijakan kenaikan harga BBM
bersubsidi. Tekanan jual melanda saham-saham di hampir keseluruhan
sektoral dipmpin oleh sektoral aneka industry, manufaktur dan
infrastruktur. Sektoral berbasis consumer menjadi satu-satunya sektoral
yang ditutup menguat. Investor asing merealisasikan transaksi net sell
senilai Rp 822 miliar. Saham-saham top gainers di antaranya Multi
Bintang (MLBI) naik Rp 50.000 ke Rp1,1 juta, Merck (MERK) naik Rp 32.000
ke Rp 192.000, Mayora (MYOR) naik Rp 800 ke Rp 31.500, dan Unilever
(UNVR) naik Rp 600 ke Rp 25.900; sedangkan saham-saham kategori top
losers antara lain Metropolitan Kentjana (MKPI) turun Rp 1.200 ke Rp Rp
6.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.050 ke Rp 49.950, Lion Metal
(LION) turun Rp 1.000 ke Rp 13.000, dan Telkom (TLKM) turun Rp 500 ke Rp
11.300.
Akhir pekan lalu, bursa AS ditutup menguat rata-rata 1% didorong oleh
data ketenagakerjaan April diatas ekspektasi ekonom dan indeks
pengangguran secara tidak terduga turun ke level terendahnya. Indeks Dow
Jones ditutup mendekati level 15.000 di level 14.973,96 (+1%) dipimpin
oleh penguatan saham Caterpillar, Alcoa masing-masing menguat diatas
1,9% dan rally signifikan Kraft Food Group (+5,7%) pasca realisasi laba
1Q13 diatas ekspektasi. Data payroll AS di bulan April meningkat 165
ribu pekerja dibandingkan dengan data payroll Maret sebanyak 138 ribu
pekerja sedangkan indeks pengangguran AS turun berada di level 7,5% (vs
7,6% di bulan Maret) yang merupakan level terendah sejak Desember 2008.
Positifnya data ketenaga kerjaan AS ini turut mendongkrak penguatan
akhir pekan Bursa Eropa dimana indeks DJ Euro Stoxx dan FTSE 100 menguat
masing-masing ke level 2.763,7 (+1,6%) dan ke level 6.521,5 (+0,9%).
Sinyal positif dari berita ekonomi AS di akhir pekan dapat mendorong
potensi teknikal rebound IHSG awal pekan, namun sisi domestic
ragu-ragunya Pemerintah menaikkan BBM bersubsidi yang berdampak
diturukannya rating surat utang Indonesia oleh S&P (dari BB+,
outlook positive menjadi BB+ outlook stable) mengakibatkan pergerakan
IHSG berfluktuatif terbatas. Saham pilihan kami, antara lain: SMGR,
ASII, KLBF, TLKM, DGIK, BSDE, KIJA, BKSL dan BMRI.
No comments:
Post a Comment